Pernahkah kita terpikir, lagu Erkata bedil dari tanah Karoadalah lagu perjuangan yang diciptakan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan yang kemudian menjadi lagu nasional Indonesia? Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Erkata bedil i kota Medan mengandung arti, bunyi/dentuman senjata di kota Medan adalah kalimat syair pembuka, diikuti dengan kalimat ngatakan kami maju ngelawan artinya sebagai pertanda/panggilan untuk maju ke medan perang memenuhi tugas melawan penjajah demi masa depan masyarakat yang membutuhkan kemerdekaan. Lanjutan lagu ini menggambarkan bagaimana semangat perjuangan yang di embankan kepada para pemuda untukikut mengangkat senjata melawan penjajah, walau pemuda dimaksud sedang dilanda asmara, namun panggilan jiwa demi mempertahankan kemerdekaan, harus rela meninggalkan kekasihnya di kampung halaman. Tading ijenda si turang besan turang la megogo, rajin ku juma si nuat nakan ari o turang. Bait ini menegaskan ketidak gentaran sang patriot, bahkan dengan hati tegar menasehatkan kekasih yang akan ditinggal tentang harapan masa depan dan berpesan agar rajin ke ladang dan mengumpul makanan untuk bekal hidup. Adina lawes kena ke medan perang ari o turang, Petetap ukur ula kena melantar, Turang ningku Turang (kalau pergi dikau ke medan perang wahai sayang,tetapkanlah hati jangan main-main wahai sayangku). Bait ini menjadi jawaban dari sang gadis kepada kekasihnya yang akan berjuang. Dia merelakan kepergian kekasihnya sekalipun itu sungguh berat, tetapi untuk kepentingan kemerdekaan, ia berkorban melepaskan kepergian kekasihnya. hanya satu pesannya, tetapkan hati jangan lengah dalam bertugas. Adina tuhu atendu ngena, turang la megogo, tang-tangi cincin man tanda mata ari o, turang (apabila kamu sungguh-sungguh menyanyangiku kekasihku, berikan cincin sebagai kenang-kenangan darimu). Cincin sebagai tanda kenangan bagi mereka yang sedang dilanda asmara akan berpisah jauh dan waktu yang tidak pasti,melukiskan keseriusan akan komitmen mereka sehidup semati. Cincin juga berfungsi mengingatkan sang kekasih agar tetap waspada sekaligus mengingatkan untuk saling setiatetapi itu kalau nasib mujur, kalau keberuntungan berpihak lain, maka setidaknya cincin itu menjadi tanda andai kekasihnya tidak bisa kembali artinya gugur di medan perang. Cincin juga dapat dijadikan sebagai simbol kehadiran sang kekasih dikala kerinduan mendalam menjelma, O turang la megogo, kai nindu ari turang, uga si bahan arihta, arih-arihta tetap ersada ari o turang (wahai adinda manis, kita buat janji dan bertekad, kita akan tetap bersatu). Bait terakhir dari lagu ini adalah ikrar janji sepasang kekasih sekalipun masalah yang mereka hadapi sedang menggunung, namun ikrar mereka tetap bersatu. Lagu ini pula menggambarkan situasi perang yang sedang berkecamuk, suasana yang tidak menentu. Letusan bedil mengingatkan untuk maju ke medan perang, berjuang antara hidup dan mati. Namun tanpa ragu sang patriot harus mengambil keputusan walau sangat berat, demi memperjuangkan kemerdekaan.
Lagu Erkata bedil sangat besar pengaruhnya terhadap masyarakat pada masa itu, hal ini tampak dengan munculnya semangat yang berkobar-kobar di front-front pertempuran dengan menyanyikan lagu ini. Berkobarnya pertempuran di daerah Sumatera Timur pada masa awal kemerdekaan terutama di kota Medan adalah perang bagi seluruh masyarakat termasuk warga Karo. Oleh karena itu para pemuda pejuang tanah Karo merasa bertanggung jawab untuk membantu saudara-saudaranya di Medan.Pada awal kemerdekaan, Medan merupakan kota yang didiami penduduk yang sebagian besar berasal dari suku Karo, Melayu, danSimalungun, dan merupakan salah satu wilayah adat suku Karo. Medan juga didirikan oleh seorang putra Karo bernama Guru Patimpus Sembiring Pelawi asal Ajijahe (dataran tinggi Karo), sehingga pada eranya, kota Medan masuk dalam wilayah Tanah Karo Simalem.Berkobarnya peperangan di kota Medan pada awal kemerdekaan menjadi rasa tanggung jawab bagi masyarakat Karo untuk membantu saudara-saudaranya. Perang di Medan adalah perang bagi seluruh masyarakat Karo, karena Medan adalah salah satu benteng terdepan dan merupakan kekuatan utama yang sangat penting bagi dataran tinggi Karoatau dapat dikatakan gudang laskar Simbisa(sebutan bagi laskat/pasukan Karo). Jika basis pertahanan Medan takluk maka serangan akan ditujukan ke dataran tinggi Karo, dan begitu juga sebaliknya, karena Medan dan dataran tinggi Karo merupakan satu jaringan kekuatan perjuangan yang tak terpisahkan. Hal ini juga tergambar dalam Perang Sunggal saat Datuk Sunggal Karo-karo Surbakti penguasa Urung Serbanyaman berperang melawan Belanda, masyarakat Karo dari wilayah dataran tinggi Karo tidak bisa berdiam diri.Pasukan Simbisa Tanah Karo pimpinan Nabung Surbakti dengan senjata tradisional Karo berupa tumba (lambing), tumbuk lada(keris khas Karo), leltep(sumpit beracun), berbondong-bondong turun gunung membantu pasukan Datuk Sunggal melawan penjajah.Itulah sekilas gambaran totalitas masyarakat Karo dalam rangka mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Pengalaman inilah yang dijadikan Djaga Depari sebagai inspirasi menggubah lagu Erkata Bedil.
Demikian juga dengan lagu berjudul Usdek (Undang-undang Dasar 1945, sosialis terpimpin, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin, dan kepribadian bangsa Indonesia),adalah lagu yang diciptakan dalam rangka menyahuti arah politik Soekarno ketika membentuk Manifesto Politik (ManiPol Usdek), yang dikeluarkan pada 17 Agustus 1959, sebagai wujud penentangan terhadap imperialism ekonomi, politik, dan imperialism kebudayaan yang ingin membentuk masa depan Indonesia berlandaskan politik nasionalisme, agama, komunisme (nasakom) dan Pancasila, melalui pengenalan budaya Indonesia, satu di antaranya adalah memperkenalkan musik-musik daerah. Guntur Soekarno Putra menuturkan dalam bukunya Bung Karno Bapakku, Kawanku, Guruku bahwa, Soekarno bersama keluarga kerap memainkan alat musik tradisional gamelan di istana negara. Gamelan merupakan alat musik tradisional yang ditemui di Jawa dan Bali. Menariknya, alat musik gamelan ini menginspirasi musisi AS William Colvig dan komposer Lou Harrison, lalu menciptakan American Gamelan versi mereka berdasarkan rancangan gamelan Indonesia dengan menggunakan lembar aluminium, kaleng, tangki oksigen kosong, dan tongkat baseball untuk Old Granddad (1971). Harrison mempelajari bebunyian gamelan dengan teknik mimesis dan pertama kali diperdengarkan di tahun 1972 dalam acara Intonation in World Music yang digelar di Center World Music Berkeley. Acara itu dihadiri K.R.T. Wasitodipuro alias Ki Tjokro atau Pak Cokro seniman gamelan dari Jawa. Kendati permainan gamelan Harrison mendapat perhatia hadirin namun terdapat juga kritik yang menyebut bagaimana dan dari mana Harrison menciptakan American Gamelan tanpa belajar gamelan selama bertahun-tahun dari ahlinya. Menyahuti hal itu, Harrison kemudian intens belajar gamelan kepada Ki Tjokro dan komposer Jody Diamond. Bertepatan saat itu Ki Tjokro sedang berada di California Institute for the Arts (CalArts) di Valencia menjadi instruktur Kyai Hudan Mas atau dikenal Venerable Golden Rain. Harrison juga membawa Ki Tjokro ke San Jose University dan membuat gamelan kedua bersama Colvig yang merujuk persis model gamelan Kyai Hudan Mas.
Di samping gamelan, Soekarno juga menggemari musik lokal Cianjur yang kerap dimainkan di istana negara, seperti Degung Kahyangan.Artikel Music in Indonesia on the Ideological Debates in the Soekarnoian Era dalam Journal of Music Science, Technology, and Industry menyebut Soekarno tidak hanya menunjukkan respect terhadap musik-musik Jawa tetapi ia juga mengundang penyanyi lokal asal Sulawesi.Dalam buku Anderson Sutton (1982) berjudul Calling Back the Spirit. Music, Dance, and Cultural Politics in Lowland South Sulawesi menyatakan, penyanyi local dari daerah Sulawesi Selaatan, Ani Sapada, Daeng Romo, dan Daeng Maggau juga pernah diundang Soekarno ke istana membawakan tarian Pakkarena dan musik gendang Makassar. Mereka juga diboyong dalam perjalanan budaya Indonesia ke Tiongkok menampilkan budaya daerah Indonesia. Soekarno juga melibatkan Lembaga Kebudayaan Rakjat (Lekra) dan membentuk Lembaga Musik Indonesia (LMI) untuk mengumpulkan musisi local misalnya Amir Pasaribu, musisi dari tanah Batak
Comments