Maju Tak Gentar, lagu wajib nasional gubahan Cornel Simanjuntak yang awalnya berjudul Maju Putra-Putri Indonesia tercipta pada situasi awal kemerdekaan Indonesia. “Maju tak gentar membela yang benar, maju tak gentar, hak kita di serang. Maju serentak, mengusir penyerang, maju serentak tentu kita menang.Bergerak-bergerak, Serentak-serentak,menerkam-menerjang-terjang.Tak gentar-tak gentar, menyerang-menyerang, majulah-majulah-menang” demikian bait pertama syair lagunya yang bermakna, penulis mengajak rakyat atau para pejuang yang pada saat itu  sedang bertempur untuk terus dan harus maju dengan berani demi memperjuangkan dan mempertahankan hak kemerdekaan bangsa. Tetap bersatu dan percaya bahwa bangsa Indonesia mampu berjuang melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekanaan. Penulis juga memberi semangat persatuan kepada rakyat Indonesia untuk terus bekerja sama mengusir penjajah.

Hakekat lagu ini terletak pada nilai persatuan, menggambarkan semangat membara yang dirasakan oleh para pejuang untuk mempertahankan hak kemerdekaan Indonesia. yang terancam direbut kembali oleh penjajah yang datang dengan membonceng sekutu.Secara realistis, jika dianalisis syair lagu Maju Tak Gentar, pemikiran yang terkandung dalam teks merupakan ungkapan betapa membaranya semangat para pejuang dalam membela kebenaran sebagai potret pertempuran yang secara rasional tidak seimbang dari segi persenjataan, namun kenyataannya rakyat terus maju dengan tidak merasa gentar. Disamping itu para pejuang tidak akan rela memberikan tanah air kepada penjajah, dan dengan kekuatan tenaga serentak melakukan perlawanan fisik untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi guna meraih kemenangan.

Syairnya bertujuan untuk membakar semangat dan menyulut psikologi pejuang front tentera pelajar Yogyakarta, dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan kesenian di sekolah-sekolah oleh setiap guru dalam rangka membangkitkan semangat patriotisme setelah lepas dari kekuasaan penjajah. Irama mars penuh semangat, melodi yang harmoni dan serasi dengan syair sangat patriotis dan sugestif membuat kehadirannya mencapai suasana klimaks, mampu memotivasi perjuangan pemuda Indonesia membela tanah air.Gerakan konstruktif dengan merealisasikan tindakan perasaan dan keinginan untuk membebaskan diri dari penindasan demi kemerdekaan yang hakiki semakin kuat melalui irama mars nya. Lirik yang lugas sederhana dan mudah dimengerti oleh siapa saja serta nadanya yang propokatif dengan tetap menjaga musikalitas, lagu Maju Tak Gentar disiarluaskan lewat radio publik yang dipasang dimana-mana diseluruh negeri termasuk pelosok terjauh, sehingga dengan sendirinya lagu ini membahana di seantero nusantara terutama pada masa pasca merdeka (1945–1949). Teknik musik dan syair lagu yang sangat patriotik telah menimbulkan pembicaraan di kalangan pecinta musik yang cinta kepada kebangsaan, rindu akan kebebasan dan kemerdekaan. Pembicaraan ini mengangkat nama penggubahnya ke ambang ketenaran.

Cornel Simanjuntak, putra pasangan Talpus Simanjuntakdengan Rumiana Siahaan, lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara tahun 1921. Ia adalah seorang pelopor pencipta lagu-lagu heroik dan patriotik di Indonesia. Mencurahkan pikiran pada penciptaan karya seninya telah menjadi tonggak sejarah (milestone) sehingga mengekal. Berpendidikan Belanda tamatan HIS St. Fransiscus Medan (1937) dan HIKS Xaverius College Mantilon (1942). Sejak menimba ilmu di HIS, Cornel anak yang dikenal disiplin dengan dirinya sangat senang dengan musik. HIKS yang mengutamakan pendidikan musik telah membentuk talentanya ketika J. Schouter menjadi gurunya. Cornel telah menjadi bagian orchestra pimpinan Peater Jesuit seorang master musik yang menjadi kepala onderbow (tingkatan sekolah HIKS) dan berperangkat lengkap. Mereka memainkan repertoar standar orkes simphoni termasuk karya Beethoven, Bach, Haydn, Strauus, dan Wagner.  Cornel menjadi perhatian Schouter dari sekian pelajar karena bakat musik yang menonjol, bersuara tenor mirip Enrico Carusa (penyanyi legendaries Italia), piawai memainkan piano, clarinet, dan menggesek biola. Cornel rajin mengikuti kelas khusus. Pater merupakan pengagum Franz Schubert, tampaknya Cornel kagum dengan Schubert karena mampu mencipta 600 lagu yg sebagian menjadi lieder (puisi yang dimusikkan). Seluruh karya penyair Jerman sejamannya seperti Goethe, Schiller Heine, Klopstack, Muller dan Stadder menjadi sumber ispirasinya termasuk sastrawan Inggris Shakespeare.  Lagu yang paling dia sukai adaah Ave Maria.  hingga mengantarkannya ke puncak apresiasi di sekolah dengan kedudukanconsermaster.

Dalam menggubah lagu, Cornel terinspirasi dari puisi-puisi para penyair kesukaannya seperti Amir Hamzah, J. E. Tatengkeng, Sanusi Pane, dan Sutomo Djauhar Arifin. Madah Kelana kumpulan sajak Sanusi Pane adalah di antara karya yang dia senangi dan kemudian dieksplorasi dalam sebuah overture drama, disamping menggubah karya Tatengkeng Kupinta Lagi dan Usmar Ismail Pada Pahlawan, Majapahit, dan Citra. Ketika lagu Mekar Melati dia hasilkan, pasukan Jepang mendarat di Indonesia, berakibat HIKS di Muntilan ditutup karena gurunya yang berbangsa Jerman harus pulang, kalau tidak akan ditawan. Kondisi ini membuat dia tidak dapat melanjut di HIKS Muntilan. Menjadi guru di Magelang adalah pilihannya untuk kemudian pindah ke Jakarta, mengajar di SD Van Lith. Bakat seni yang mendominasi dirinya membuat kegiatan mengajar menjadi menjemukan. Kondisi ini memaksa dia untuk bergabung dengan komponis Nabuo Lida di Kantor Kebudayaan Jepang (Keimin Bunka Shidosho). Disamping menimba ilmu musik dari Nobuo Lida, mencipta lagu untuk penguasa Jepang menjadi tugas Cornel di Keimin Bunka Shidoso. Lagu Hancurkan Musuh Kita, Asia Bangun Sudah, Puji Kepada Heiho, Menabung, Di Kebun Kapas, Awaslah Inggris dan Amerika pun tercipta untuk kepentingan propaganda terselubung penguasa Jepang. Melalui radio publik, lagu-lagu ini dikumandangkan diseantero negeri termasuk lagu-lagu ciptaan Cornel Simanjuntak lainnya yang tidak bersifat propaganda seperti Kupinta Lagi, Taufan, Tanah Tumpah Darahku (bersama Sanusi Pane), Maju Indonesia, dan Pada Pahlawan.

Category: Budaya

Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BUKU BESAR SEJARAH SUMUT